Kamis, 24 April 2014

Contoh Case Study PPG 2014

“Unlukcy Draw”

Hari ini tanggal 10 April 2014. Satu hari setelah seluruh rakyat indonesia melaksanakan pesta demokrasi terbesar diseluruh Indonesia. Sebenarnya kami semua udah tau kalau hari ini akan ada peer teaching hanya saja belum ditentukan siapa yang akan maju untuk kali perdana ini. Jadi kami semua (termasuk saya) belum memiliki perangkat pembelajaran yang benar-benar siap “tempur” untuk peer teaching pada hari ini.

Ketika masih asik merevisi perangkat pembelajaran (kebetulan pada saat itu masih berlangsung presentasi dari kelompok 5) masuk ibu Rahmah yang kemudian langsung mengatakan bahwa sampai hari ini harus ada yang tampil untuk peer teaching. Bu Rahmah memberikan pilihan apakah ada peserta PPG yang mau tampil perdana secara sukarela. Ternyata tidak ada satu pun dari kami yang mengajukan diri sehingga akhirnya ibu rahma mengambil keputusan untuk menunjuk kelompok yang akan tampil. Akhirnya bu rahmah menunjuk kelompok 2 dan kelompok 4 untuk tampil pada hari ini (saya berada di kelompok 4). Setelah diskusi di kelompok kami, maka diputuskan bahwa untuk tampil perdana dari kelompok 4 adalah saya dan dari kelompok 2 adalah Winda Afdanun. Bu rahmah memberi kelonggaran kepada kami untuk menyiapkan perangkat serta alat-alat yang dibutuhkan untuk tampil nanti. Jadi saya dan dan winda memilih untuk menyiapkan bahan dan perangkat pembelajaran diruang panitia PPG.

Karena mendapat undian yang “mendadak dangdut” begitu membuat saya menjadi tidak fokus lagi dalam menyiapkan media pembelajaran powerpoint. Pikiran saya bercabang antara mengeprint perangkat dan menyiapkan media pembelajaran. Sehingga banyak hal krusial yang tidak sesuai atau tidak ada dalam powerpoint saya.

Pukul 10.30 tepat saya kembali ke ruangan dan menyiapkan peralatan untuk tampil. Materi yang akan saya tampilkan pada kesempatan pertama ini adalah materi perbandingan pada pertemuan ke 11 (pertemuan terakhir sebelum Ujian, bagian penerapan konsep perbandingan dalam masalah nyata sehari-hari). Karena masih ada persaan belum PD untuk tampil saya jadi lupa untuk “mengkondisikan” kepada teman-teman agar berperan sebagai siswa kelas kelas IX yang sudah mendapatkan materi tentang perbandingan khususnya tentang perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Saya juga lupa bahwa penilaian dalam peer teaching menggunakan durasi waktu 40 menit, sedangkan saya menyetel peer teaching pada kali ini untuk durasi waktu 2 x 40 menit. Bu cici mengingat saya agar durasinya dipecepat seperti pembelajaran micro teaching. Pada saat itulah saya mulai merasa “kacau” dalam mengontrol pembelajaran sampai pembelajaran selesai.

Pada saat fase masukan dan saran dari dosen pembimbing, banyak sekali masukan yang saya dapatkan dari bu rahmah dan buk cici. Bu cici mengatakan bahwa kalau gaya mengajar saya seperti itu maka siswa saya akan kesulitan mengikuti atau menangkap kegiatan pembelajaran saya pada hari ini karena pada media powerpoint tidak ditampilkan secara untuh mengenai arahan yang harus dilakukan siswa dalam mendiskusikan lembar kerja. Selain itu bu cici juga menambahkan bahwa apersepsi dalam powerpoint saya tidak tepat untuk pembelajaran hari itu. Bu cici mengatakan bahwa apersepsi saya lebih cocok jika ditampilkan pada pertemuan pertama ketika siswa baru pertama sekali akan mempelajari konsep perbandingan. Selain bu cici, bu rahmah juga memberikan masukan dan tambahan diantaranya kalau mengenai pentingnya mengkodisikan teman-teman dulu sebelum tampil sehingga teman-teman bisa “berakting” sesuai dengan kelas dan materi yang akan kita tampilkan pada saat tampil. Tidak hanya itu, bu rahmah juga memberikan saya kesempatan untuk melakukan self evaluating (pembelaan diri) mengenai peer teaching pada hari ini. Saya menilai bahwa kurang maksimalnya peert teaching saya pada kali ini karena kurangnya persiapan yang saya lakukan dan hasil undian yang kurang beruntung (J)

Tetapi kalau boleh jujur, sebenarnya dengan adanya masukan dari dosen pembimbing dan teman-teman saya merasa senang. Karena akhirnya saya bisa melihat bagaimana “penampilan” saya kalau lagi mengajar siswa secara utuh. Penampilan perdana ini benar-benar menjadi motivasi buat saya pribadi dan saya berharap agar pada peer teaching selanjutnya saya bisa mempersiapkannya dengan lebih maksimal lagi.

Banda Aceh, 13-04-2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar